TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Masih sering kita mendengar pertanyaan dari sesama perempuan, ‘Setelah menikah, apa kegiatanmu sekarang?
Dijawab dengan bangga oleh perempuan lawan bicaranya, ‘Aku sekarang jadi ibu rumah tangga’. ‘Oh hanya ibu rumah tangga? Sesudah kamu menjadi sarjana?, tanya sang perempuan pertama, dengan nada heran.
Kenyataan ini menjadi kegelisahan tersendiri bagi Sekar Utami, dosen sekaligus seorang pemerhati perempuan asal Bandung.
Sayangnya sebelum mampu berbuat banyak, setahun lalu istri dari budayawan Bandung, Dicky Suwanda ini Sekar tutup usia akibat kanker payudara yang dideritanya.
Sebelum meninggal dunia Sekar Utami sempat menuangkan sejumlah pemikiran tentang seputar perempuan di blog pribadinya, termasuk gagasan gerakan perempuan kembali ke rumah.
Anneke Sjuultje Lesar, sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Sekar Utami bahwa emansipasi telah membuat sebagian perempuan menjadi kebablasan sehingga tak lagi menjalankan kodratnya sebagai perempuan atau ibu.
Baca: Perempuan Ini Tewas Overdosis Setelah Seks Oral dengan Kekasihnya yang Seorang Dokter
Bila hal ini dibiarkan terus-menerus dapat merusak negeri ini dan generasi penerus bangsa.
Berangkat dari pemikiran tersebut, Anneke terlibat secara aktif di Kumari Nusantara.
Kumari Nusantara merupakan organisasi perempuan di bawah Dewan Adat Sunda, yang mendorong bangkitnya adat Sunda di kalangan generasi muda di Jawa Barat.
”Kumari berasal dari bahasa sansekerta yang berarti perempuan. Dimana penggagasnya seorang perempuan, alm. Sekar Utami. Sebelum meninggal beliau pernah menulis di blognya bahwa perempuan harus kembali ke rumah. Pertanyaan ‘hanya ibu rumah tangga?’ benar-benar telah membuat beliau terbelalak. Sebegitu parahkah pemahaman kaum perempuan terhadap peran seorang ibu rumah tangga. Sebegitu rendahkah penilaiannya?,” ungkap Anneke yang baru saja menjabat sebagai Ketua Umum Kumari Nusantara.
http://www.tribunnews.com/regional/2018/09/04/deklarasi-kumari-nusantara-ajak-perempuan-kembali-ke-rumah
No comments:
Post a Comment