Pages

Tuesday, October 2, 2018

Faisal Basri Sebut Dampak “Imported Inflation” Masih Kecil

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ekonom Faisal Basri menilai risiko terjadinya imported inflation atau inflasi yang dipicu oleh tingginya harga barang impor akibat pelemahan kurs Rupiah masih relatif kecil.

Seperti diketahui, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sudah menembus level Rp 15.042 per dolar AS atau terdepresiasi 10,97 persen sejak awal tahun ini.

Menurut Faisal, saat ini porsi impor untuk barang konsumsi mencapai 9 persen dari total impor nasional.

“Jadi kan inflasi itu mengukur perubahan harga-harga barang yang dibeli masyarakat, barang-barang yang dibeli masyarakat sebagian impor, tapi hanya 9 persen dari total impor. Jadi efeknya kecil,” ujar Faisal saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (1/10/2018).

Baca: Software Kamera Samsung Galaxy Note 9 Kebagian Update Lagi

Faisal menuturkan, untuk saat ini konsumsi masyarakat jauh lebih besar menggunakan produk-produk di dalam negeri.

Hal itu misalnya, terlihat dari deflasi pada September 2018 sebesar 0,18 persen secara bulanan.

Beberapa komoditas tercatat mengalami penurunan harga pada September, menurut data Badan Pusat Statistik misalnya bawang merah, daging ayam ras hingga ikan segar.

“Ini kan pangan deflasi karena dijaga juga oleh pemerintah,” ujarnya.


Menurut Faisal, terjadinya deflasi pada September 2018 tidak berkorelasi langsung dengan penurunan daya beli masyarakat, karena hal itu terlihat dari naiknya nilai tukar petani (NTP) dan upah buruh bangunan pada September lalu.

“Kalau daya beli saya rasa gak pengaruh karena kemarin juga dikeluarkan data nilai tukar petani yang naik, upah buruh tani dan buruh bangunan juga naik, itu tahun lalu turun. Kalau sekarang kecenderungan daya beli turun tidak kuat,” pungkasnya.

Let's block ads! (Why?)

http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/10/02/faisal-basri-sebut-dampak-imported-inflation-masih-kecil

No comments:

Post a Comment