TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menceritakan lawatannya ke Singapura untuk membesuk Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Aditya Mulya, yang menjadi korban pengeroyokan massa.
Tito bercerita jika yang bersangkutan sebulan lalu menjadi korban saat berusaha melerai tawuran antar kelompok perguruan silat.
Menurutnya, kepala AKP Aditya terkena lemparan batu konblok dan menyebabkan perdarahan.
"Dia terjebak di tengah. Kemudian dipukul, dikeroyok, mungkin dianggap musuh dari lawan yang bertikai. Dia ini kena hantam kepalanya, tengkoraknya," ujar Tito, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
Ia pun meminta masyarakat tidak menganggap remeh lemparan batu-batu seperti yang terjadi di aksi kerusuhan 21-22 Mei lalu.
Pasalnya, bila batu tersebut sebesar kepalan tangan saja sudah mampu membuat tengkorak pecah hingga pendarahan di otak.
Baca: Mertua Mantan Bupati Kepulauan Banggai Bawa Papeda ke Rutan KPK
"Itu anggota kita tengkoraknya pecah dan terjadi pendarahan di otak. Jadi sekarang ini tengkoraknya dilepas sebagian. Jadi hanya kulit dijahit untuk mengeluarkan pendarahannya dari otak sampai dengan clear pendarahannya," ucapnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu memaparkan jika AKP Aditya belum sadarkan diri hingga saat ini. Karenanya, ia meminta masyarakat mendoakan yang bersangkutan segera kembali sehat dan agar semua operasi nanti dapat berjalan dengan lancar.
Jenderal bintang empat tersebut juga menegaskan bahwa semua biaya pengobatan personelnya ini ditanggung oleh kepolisian.
"Dari Solo, (AKP Aditya) langsung diterbangkan ke Singapura. Kita ingin memberikan dan berjuang berusaha agar yang bersangkutan betul-betul bisa selamat dan sehat kembali. Semua biaya ditanggung oleh kepolisian termasuk keluarganya disana," tukasnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2019/06/05/jenguk-ke-singapura-kapolri-ceritakan-kondisi-akp-aditya-mulya-korban-pengeroyokan-massa
No comments:
Post a Comment