Pages

Thursday, October 4, 2018

Polri Diminta Selidiki Ada Tidaknya Penerapan Teknik Propaganda ala Rusia terkait Kasus Ratna

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Arsul Sani mengatakan, pihak kepolisian perlu menyelidiki dugaan teknik propaganda 'Firehose of the Falsehood' dalam kasus Ratna Sarumpaet.

Arsul meminta Polri menyelidiki kasus kebohongan Ratna dalam spektrum yang lebih luas, yakni ada tidaknya penerapan teknik propaganda ala Rusia yang dikenal sebagai 'Firehose of the Falsehood'.

"Teknik propaganda ini berciri khas melakukan kebohongan-kebohongan nyata guna membangun ketakutan publik dengan tujuan mendapatkan keuntungan posisi politik," kata Arsul saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (5/10/2018).

Teknik propaganda ala Rusia itu, juga sekaligus menjatuhkan posisi politik lawannya yang dilakukan lebih dari satu kali atau secara terus menerus.

Baca: Penemuan Tengkorak Manusia Ungkap Kasus Pembunuhan Berencana yang Dilakukan Dua Pelajar

Arsul menduga adanya penggunaan teknik ini karena kasus pembohongan publik ini menurutnya bukan pertama kali terjadi.

"Sebelumnya dikembangkan pemberitaan tentang pembakaran mobil Neno Warisman yang setelah diselidiki ternyata bukan dibakar oleh orang lain tapi terjadi korsleting pada mobilnya," tutur Arsul.

Selain ciri berusaha menimbulkan ketakutan pada publik, kata Arsul, teknik propaganda ini juga disertai dengan teknik "playing victim" yakni menimbulkan kesan pada publik bahwa pelaku pembohongan tersebut adalah korban yang teraniaya oleh satu pihak yang diasosiasikan dengan kelompok penguasa.

"Teknik propaganda itu merupakan salah satu sumber pengembangan hoaks dan ujaran kebencian," ucapnya.

Karenanya menurut Arsul, jika ingin memerangi hoaks dan ujaran kebencian maka penyelidikan untuk membongkar teknik propaganda tersebut perlu dilakukan, terutama dalam kasus Ratna Sarumpaet.

Let's block ads! (Why?)

http://www.tribunnews.com/nasional/2018/10/05/polri-diminta-selidiki-ada-tidaknya-penerapan-teknik-propaganda-ala-rusia-terkait-kasus-ratna

No comments:

Post a Comment